![]() |
Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Kabupaten Batu Bara melakukan pertemuan (audiensi) dengan manajemen PT Bakrie Renewable Chemicals (BRC) di kawasan industri Kuala Tanjung. |
Batu Bara, Ucup News.com
Kondisi nelayan tradisional di pesisir Kabupaten Batu Bara kian memprihatinkan. Produksi tangkapan ikan menurun hingga 60 persen, terumbu karang rusak parah, dan tekanan sosial ekonomi terus meningkat. Di tengah situasi genting ini, Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Kabupaten Batu Bara melakukan pertemuan (audiensi) dengan manajemen PT Bakrie Renewable Chemicals (BRC) di kawasan industri Kuala Tanjung.
Ketua PNTI Ir. Azwar Hamid, M.Sc, pertemuan tersebut bertujuan membangun sinergi dengan perusahaan yang beroperasi di wilayah pesisir tersebut.
Azwar menyampaikan bahwa masyarakat nelayan kini berada dalam kondisi darurat. Menurunnya hasil laut membuat banyak keluarga nelayan jatuh dalam jurang kemiskinan.
“Terumbu karang rusak, hasil tangkapan turun drastis. Enam kecamatan pesisir kini menghadapi krisis sosial. Kami butuh aksi nyata dan dukungan bersama, terutama dalam melindungi sisa ekosistem laut yang masih ada,” ujar Azwar. Kamis (19/6/25).
Pihak manajemen PT BRC menyambut baik kunjungan dan pemaparan dari PNTI. Perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan ini menyatakan siap menjalin kerja sama dalam program pemberdayaan masyarakat pesisir.
“Isu nelayan tradisional adalah bagian penting dari tanggung jawab sosial kami. Kami terbuka untuk berkolaborasi dan berharap bisa memberi dampak positif secara nyata,” ujar Budi, perwakilan manajemen PT BRC, didampingi Bagus.
Audiensi ini menjadi awal dari komunikasi dua arah antara nelayan dan korporasi. PT BRC menyatakan komitmennya untuk mendukung inisiatif lingkungan dan sosial yang berkelanjutan di kawasan pesisir Batu Bara.
Turut hadir dalam rombongan pengurus PNTI Batu Bara, Elvianto, M. Yusuf, Yuswanto, M. Idris, Azwar MS, dan Azmi Saini Batubara. (Red).
0 Komentar