![]() |
Tiffani Tjendra bukan anak pejabat, bukan pula lahir dari keluarga berada. Ia hanyalah seorang anak yatim asal Medan yang sejak usia 10 tahun sudah menjajakan jajanan demi membantu ekonomi keluarga. |
Medan, Ucup News.com
Tiffani Tjendra bukan anak pejabat, bukan pula lahir dari keluarga berada. Ia hanyalah seorang anak yatim asal Medan yang sejak usia 10 tahun sudah menjajakan jajanan demi membantu ekonomi keluarga. Kini, namanya dikenal sebagai pengusaha muda dan inspirator generasi milenial dan Gen Z.
Kisah Tiffani viral di media sosial karena dianggap sangat relatable. Di tengah keterbatasan, ia mampu membangun dua bisnis dari nol, yakni Pisang Kipas Presiden, jajanan lokal khas, dan Wang Birdnest, produk sarang burung walet yang kini menjangkau pasar nasional.
“Waktu kecil saya tahu rasanya bingung mau makan dari mana. Tapi saya percaya, masa lalu tidak menentukan masa depan kita,” kata Tiffani dalam kunjungannya ke Medan, Kamis (27/6/25).
Sukses Tanpa Privilege
Setelah lulus SMA, Tiffani berhasil masuk Universitas Pelita Harapan (UPH) berkat tekad dan kerja keras. Di sela - sela kuliah, ia memulai usahanya dari dapur rumah dan promosi lewat media sosial.
Tanpa menunggu ‘sempurna’, ia berani melangkah lebih dulu. Berkat konsistensi dan gaya komunikasinya yang jujur dan apa adanya, Tiffani punya puluhan ribu pengikut di media sosial, yang kemudian menjadi pelanggan dan komunitas pendukungnya.
Tampil di 12 Titik Billboard Nasional
Perjalanan Tiffani menarik perhatian brand kesehatan ternama, Coolvita, yang menjadikannya sebagai wajah kampanye nasional. Kini wajah Tiffani tampil di berbagai lokasi strategis seperti, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, STC Senayan, PIK 2 dan Pantjoran, Jalan Riau Bandung, Fore Bali, LED La Piazza BCA.
“Billboard ini bukan tentang saya tampil hebat. Ini pesan untuk anak - anak muda : kamu bisa mulai dari nol dan tetap bisa sampai di titik ini,” ujarnya.
Mengubah Luka Jadi Kekuatan
Tiffani kini aktif sebagai pembicara di berbagai kampus dan komunitas muda. Ia membagikan kisah hidupnya untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah.
“Yang penting bukan siapa kamu saat lahir, tapi seberapa besar keinginanmu untuk berubah,” ucapnya. (**).
0 Komentar